Minggu 7 : Manusia dan Penderitaan, Manusia dan Keindahan, serta Manusia dan Pandangan Hidup
Jelaskan
esensi dari uraian sub Bab Manusia dan Penderitaan, Manusia dan Keindahan,
serta Manusia dan Pandangan Hidup dalam bab Ilmu Budaya Dasar secara jelas
menurut pendapat anda ?
Manusia dan Penderitaan
Kata penderitaan berasal dari kata “derita” (dhra dalam
bahasa Sansekerta), artinya: menahan atau menanggung sesuatu yang tidak
menyenangkan, baik itu secara lahir maupun batin. Penderitaan tidak pernah
dipisahkan dari kehidupan manusia, yang berupa keluh kesah, kesengsaraan,
kelaparan, kepanasan, dan lain-lain. Penderitaan ini bisa terjadi kapan saja
dan kepada siapa saja. Penderitaan datang dan pergi tidak pandang bulu. Untuk
itulah manusia harus bekerja keras agar terlepas dari penderitaan.
a. Penderitaan sebagai fenomena universal
Penderitaan sebagai fenomena universal tidak mengenal ruang dan
waktu, dapat terjadi pada kehidupan masa lalu, kini, dan masa yang akan datang.
Selain itu juga dapat menimpa siapapun.
b. Penderitaan sebagai anak penguasaan
Penderitaan yang terjadi tidak jarang justru disebabkan oleh
faktor manusia sendiri. Penderitaan manusia yang satu tidak bisa dilepaskan
dari ulah manusia lainnya. Ini semua sulit terbantahkan, karena penderitaan itu
pada dasarnya merupakan anak penguasaan.
Berikut ini hal-hal yang berkaitan dengan penderitaan:
o Siksaan
Berbagai bentuk siksaan antara lain, yaitu bisa berupa siksaan di
dunia dan siksaan setelah berada di alam baka. Adapun bentuk siksaan di dunia
dapat berupa bencana alam, siksaan hati, siksaan badan, penyakit, dan lain-lain.
o Rasa
Sakit
Rasa sakit adalah rasa yang tidak enak bagi si penderita.
Penderitaan yang berupa rasa sakit dan siksaan merupakan satu rangkaian
peristiwa yang tidak dapat dipisah-pisahkan. Karena adanya siksaan dan rasa
sakit membuat orang menjadi menderita. Dalam pengalaman sehari-hari manusia
dikenal adanya tiga macam rasa sakit, yaitu sakit hati, syaraf atau jiwa, dan
sakit fisik.
o Neraka
Jika manusia mengingat akan
dosa maka terbayanglah neraka, sehingga terlintas dalam alam pikiran manusia
adanya siksaan, rasa sakit, dan penderitaan yang hebat. Hal ini menandakan
bahwa antara neraka, siksaan, rasa sakit, dan penderitaan mempunyai hubungan
sebab-akibat yang tidak dapat dipisah-pisahkan. Manusia masuk neraka karena
dosa, maka jika berbicara tentang dosa berarti berkaitan juga dengan kesalahan
Manusia
dan Keindahan
Keindahan dari kata “indah”, artinya bagus, permai, cantik,
elok, molek, dan sebagainya. Kawasan keindahan manusia sangat luas, seluas
keanekaragaman manusia dan sesuai dengan perkembangan peradaban teknologi,
sosial, dan budaya. Keindahan merupakan bagian kehidupan manusia yang tidak
dapat dipisahkan di mana pun, kapan pun, dan oleh siapa pun.
o Nilai
Estetik
Nilai yang berhubungan
dengan segala sesuatu yang tercakup dalam pengertian keindahan disebut nilai
estetik. Unsur-unsur yang berada di dalam hasil suatu karya turut menentukan
kadar estetika yang ditampilkan. Sebagai contoh dapat dilihat perbedaan bentuk
antara puisi Angkatan Balai Pustaka, Pujangga Baru, Angkatan ’45, maupun
Angkatan ’66. Masing-masing angkatan memiliki unsur-unsur yang khas dan turut
membentuk bangunan puisi itu menjadi sebuah spesifikasi, baik itu dipandang
dari diksi, gaya bahasa, rima, irama, dan persajakannya. Semua ciri-ciri
tersebut memperlihatkan karakteristik dari masing-masing angkatan, yang
sekaligus akan dapat menentukan kadar estetika yang dimilikinya.
o Makna
Keindahan
Berikut beberapa persepsi tentang
keindahan:
a. Keindahan adalah sesuatu yang mendatangkan rasa
menyenangkan bagi yang melihat. (Tolstoy)
b. Keindahan adalah keseluruhan yang merupakan
susunan yang teratur dari bagian-bagian yang saling berhubungan satu sama lain,
atau dengan keseluruhan itu sendiri. Atau “beauty is an order of parts in their
manual relation and in their relation to the whole. (Baumgarden)
c. Yang indah hanyalah yang baik. Jika belum baik,
ciptaan itu belum indah. Keindahan harus dapat memupuk perasaan moral. Jadi
ciptaan-ciptaan yang amoral tidak bisa dikatakan indah, karena tidak dapat
digunakan untuk memupuk moral. (Sulzer)
d. Keindahan dapat terlepas sama sekali dari kebaikan. (Winchelman)
e. Yang indah adalah yang memiliki proporsi yang
harmonis. Karena proporsi yang harmonis itu nyata, maka keindahan itu dapat
disamakan dengan kebaikan. Jadi, yang indah adalah nyata dan yang nyata adalah
yang baik. (Shaftesbury)
f. Keindahan adalah sesuatu yang dapat mendatangkan
rasa senang. (Hume)
g. Yang indah adalah yang paling banyak
mendatangkan rasa senang, dan itu adalah yang dalam waktu sesingkat-singkatnya
paling banyak memberikan pengalaman yang menyenangkan. (Hamsterhuis)
h. Menurut Emmanuel Kant, keindahan itu bisa
dilihat dari dua segi, yaitu:
1) Dari segi arti yang subyektif, keindahan dikatakan sebagai sesuatu
yang tanpa harus direnungkan ataupun disangkut-pautkan dengan kegunaan-kegunaan
praktis sudah bisa mendapatkan rasa senang pada diri si penghayat.
2) Dari segi arti yang obyektif, keindahan bisa diartikan sebagai
keserasian yang dikandung obyek sejauh obyek tersebut tidak ditinjau dari segi
gunanya.
Bertolak dari berbagai
pendapat tersebut sebenarnya kita dapat menempatkan pada kelompok-kelompok
tersendiri sesuai dengan berbagai pendapat yang ada, yaitu sebagai berikut:
a. Pengelompokan pengertian keindahan berdasar pada
titik pijak atau landasannya
Dalam hal ini ada 2
pengertian keindahan, yaitu:
1) Keindahan yang obyektif, adalah keindahan yang memang ada pada
obyeknya sementara kita sebagai pengamat harus menerima sebagaimana mestinya.
2) Keindahan subyektif, adalah keindahan yang biasanya ditinjau dari
segi subyek yang melihat dan menghayatinya.
b. Pengelompokan pengertian keindahan dengan
berdasar pada cakupannya
Bertitik tolak dari
landasan ini kita bisa membedakan antara keindahan sebagai kualitas abstrak
(beauty) dan keindahan sebagai sebuah benda tertentu yang memang indah (the beautiful).
c. Pengelompokan pengertian keindahan berdasar
luas-sempitnya
Dalam pengelompokan ini
kita bisa membedakan antara pengertian keindahan dalam arti luas, dalam arti
estetik murni, dan dalam arti yang terbatas. Keindahan dalam arti luas menurut
The Liang Gie, mengandung gagasan tentang kebaikan. Sementara itu, keindahan
dalam arti estetik murni menyangkut pengalaman estetik seseorang dalam
hubungannya dengan segala sesuatu yang diserapnya. Adapun keindahan dalam arti
terbatas mempunyai arti yang lebih sempit lagi, yaitu hanya menyangkut
benda-benda yang dapat diserap melalui penglihatan, atau hanya berupa keindahan
bentuk dan warna.
Persepsi manusia terhadap
keindahan tidaklah sama. Sebab persepsi manusia terhadap keindahan sangat
ditentukan oleh daya penggerak yang menjadi sumber timbulnya kehendak, atau
keinginan terhadap keindahan itu sendiri. keindahan yang sebenarnya adalah keindahan
yang muncul dari persepsi akal dan budi.
Manusia dan Pandangan Hidup
Pandangan hidup banyak
sekali macamnya. Akan tetapi pandangan hidup dapat diklasifikasikan berdasarkan
asalnya yaitu terdiri dari 3 macam :
a. Pandangan hidup yang berasal dari agama yaitu
pandangan hidup yang mutlak kebenarannya;
b. Pandangan hidup yang berupa ideologi yang di
sesuaikan dengan kebudayaan dan norma yang terdapat pada negara tersebut;
Langkah-Langkah Berpandang Hidup yang Baik
a. Mengenal
Mengenal ini merupakan
suatu kodrat bagi manusia yaitu merupakan tahap pertama dari setiap aktivitas
hidupnya yang dalam hal ini mengenal apa itu pandangan hidup. Tentunya kita
yakin dan sadar bahwa setiap manusia itu pasti mempunyai pandangan hidup, maka
kita dapat memastikan bahwa pandangan hidup itu ada sejak manusia itu ada.
b. Mengerti
Tahap kedua adalah
mengerti, maksudnya mengerti terhadap pandangan hidup itu sendiri. Mengerti di
sini memegang peranan penting. Karena dengan mengerti, ada kecenderungan untuk
tunduk pada pandangan hidup itu dan cenderung mengikuti apa yang terdapat dalam
pandangan hidup itu.
c. Menghayati
Menghayati di sini
adalah menghayati nilai-nilai yang tergantung di dalamnya, yaitu dengan
memperluas dan memperdalam pengetahuan mengenai pandangan hidup itu sendiri.
Langkah-langkah yang dapat di tempuh dalam rangka menghayati ini adalah
dengan menganalisa hal-hal yang berhubungan dengan pandangan hidup, bertanya
kepada orang yang di anggap lebih tahu dan lebih berpengalaman mengenai isi
pandangan hidup itu.
d. Meyakini
Dengan yakin (meyakini)
berarti secara langsung ada penerimaan yang ikhlas terhadap pandangan hidup.
Adanya sikap menerima secara ikhlas ini maka ada kecenderungan untuk selalu
berpedoman kepadanya dalam segala tingkah laku dan tindakannya atau
setidak-tidaknya tingkah laku dan tindak tanduknya selalu di pengaruhi oleh
pandangan hidup yang di yakininya.
e. Mengabdi
Pengabdian merupakan
suatu hal penting dalam menghayati dan meyakini sesuatu yang telah di benarkan
dan diterima baik oleh dirinya lebih-lebih orang lain. Dengan mengabdi maka
kita akan merasakan manfaatnya.
f. Mengamankan
Mungkin sudah merupakan
sifat manusia bila sudah mengabdi diri pada suatu pandangan hidup lalu
ada orang lain yang mengganggu dan menyalahkan tentu tidak menerima dan bahkan
cenderung untuk mengadakan perlawanan. Proses mengamankan ini merupakan langkah
trakhir. Tidak mungkin atau sedikit kemungkinan bila belum mendalami langkah
sebelumnya lalu akan ada proses mengamankan ini.
Cita-Cita dan Pandangan
Hidup
Dalam menghadapi
berbagai masalah, hambatan, tantangan, dan gangguan itu manusiaperlu mempunyai
suatu pelindung dirinya yaitu pandangan hidup yang teguh. Pandangan hidup ini
merupakan pegangannya, sebab dengan memegang teguh pada pandangan hidup yang di
yakininya, maka ia tidak akan bertindak sesuka hatinya. Bila ia menghadapi
masalah, hambatan, tantangan, dan gangguan serta kesulitan yang menghantuinya,
ia tidak akan bertindak sembrono karena ia mempunyai pandangan hidup yang di
pakai ssebagai pedomannya dalam menyelesaikannya. Disamping itu juga pandangan
hidup yang teguh ini akan mampu memperbaiki segala tingkah lakunya, baik dalam
bermasyarakat maupun dalam menyelesaikan segala masalah, hambatan, gangguan,
dan tantangan sehingga nantinya akan terwujud cita-cita yang didambakannya
Comments
Post a Comment